Dhamma membantu kehidupan secara spiritual maupun duniawi. Dhamma membuat kita mampu menjalani hidup dengan sepenuhnya, dengan sebijaknya, dengan sebahagianya.
Kita ingin mewariskan permata yang sudah diturun-temurunkan selama lebih dari 2,500 tahun ini kepada anak cucu kita pula.

1. Penanaman nilai luhur harus sejak dini.
2. Penanaman nilai luhur harus melalui panutan, bukan hanya teori.

Ada lebih dari 100 sekolah yang didukung oleh Yayasan berbasis agama Buddha, tapi semua menghadapi kendala yang sama: KURANG GURU.

Banyak sekolah hanya punya 5-10% guru Buddhis. Beberapa yang sangat berupaya mendapatkan guru Buddhis bisa meningkatkan persentase hingga 25%, tapi persentase ini pun berkurang di jenjang pendidikan SMA.

Dengan perhitungan sederhana, jika satu sekolah perlu 50 guru, ada 100 sekolah, dan hanya 10% guru yang beragama Buddha, maka:
50 guru x 100 sekolah x 80% = 4,000 guru

Kita masih kekurangan setidaknya 4,000 guru! Bayangkan.

Sekolah-sekolah tidak bisa mendapatkan guru-guru yang beragama Buddha yang berkualitas untuk mengajarkan pelajaran umum seperti matematika, bahasa, ilmu pengetahuan, seni, olahraga dan sebagainya. Anak-anak hampir tidak punya kesempatan bertemu role-model Buddhis dalam kehidupan sehari-hari mereka di sekolah, padahal sekolah adalah tempat kedua untuk belajar setelah keluarga.